B737MAX

AVIATREN.com – Saat Boeing meluncurkan B737 MAX pada 2016 lalu, pilot-pilot dipandang tidak perlu mengambil kursus di simulator. Itu karena MAX memakai desain bodi 737 yang sudah dupakai sejak 1967.

Namun hal itu kini berubah, pilot-pilot B737 MAX disarankan mengambil pelatihan di simulator, sebelum pesawat yang kini masih dilarang terbang itu (grounded) diizinkan terbang kembali.

Hal itu didasarkan pada evaluasi yang dilakukan Boeing, setelah uji simulasi yang dilakukan secara internal, setelah Boeing menambah sejumlah perubahan sistem dalam pesawat tersebut.

“Keselamatan adalah prioritas Boeing,” kata CEO Interim Boeing, Greg Smith, dikutip AVIATREN dari Cnet, Selasa (14/1/2020).

“Dengan fokus tersebut, Boeing memutuskan untuk merekomendasikan pelatihan simulator MAX, dikombinasikan dengan tarining berbasis komputer,” imbuh Smith.

Sebelumnya, pilot-pilot yang akan menerbangkan B737 MAX hanya wajib mempelajari sistem pesawat itu lewat silabus yang diberikan lewat iPad, yang bisa dipelajari dalam satu jam saja.

Namun, materi yang diberikan di iPad itu tidak menyebut adanya fitur MCAS (Maneuvering Characterictics Augmented System), yang menjadi biang keladi kecelakaan Lion Air JT610 dan Ethiopian ET302.

Karena dua kecelakaan dalam kurun enam bulan itulah B737 MAX dilarang terbang. Larangan terbang di seluruh dunia itu kini memasuki bulan yang ke-10.

Meski Boeing telah melakukan sejumlah perubahan kepada MCAS di 737 MAX dalam kurun hampir setahun ini, namun belum ada pengujian yang dilakukan bersama dengan FAA, untuk mendapat sertifikat laik terbang kembali.

Dengan demikian, belum diketahui kapan B737 MAX bisa diperbolehkan terbang mengangkut penumpang lagi.